cover
Contact Name
Abu Muslim
Contact Email
abumuslim@kemenag.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
abumuslim@kemenag.go.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Al-Qalam
ISSN : 08541221     EISSN : 2540895X     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al-Qalam Jurnal Penelitian Agama dan Sosial Budaya adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan 2 edisi dalam setahun oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar. Terbit sejak tahun 1990. Fokus Kajian Jurnal berkaitan dengan penelitian Agama dan Sosial Budaya. Lingkup Jurnal meliputi Bimbingan Masyarakat Agama dan Layanan Keagamaan, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Naskah keagamaan Kontemporer, Sejarah sosial keagamaan, Arkeologi religi, Seni dan Budaya Keagamaan Nusantara.
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 26, No 2 (2020)" : 16 Documents clear
ANREGURUTTA H.M. YUNUS MARTAN SOSOK PANRITA PEMBAHARU Husnul Fahimah Ilyas
Al-Qalam Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v26i2.887

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan kehidupan dan peranan penting K.H.M.Yunus Penelitian ini mendeskripsikan kehidupan dan peranan penting K.H. M. Yunus Martan dalam mengembangkan Pondok Pesantren As’adiyah. Bertujuan mengulas identitas pribadi, pendidikan, aktivitas dan peranannya dalam mengembangkan Pondok Pesantren As’adiyah. Menggunakan deskriptif kualitatif yang dilakukan ini dengan cara menyusun dan mendeskripsikan kehidupan dan peranan KH. Yunus Martan dalam pengembangkan pendidikan dan dakwah di Wajo. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara studi pustaka, dan dokumen yang berkaitan ulama yang disasar. Setelah data terkumpul dilakukan analisis kualitatif deskreptif dalam bentuk narasi. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa peran dan aktivitas Anregurutta Yunus Martan dalam kegiatan sosial dan pendidikan sangat aktif. Hal ini dibuktikan dalam kepemimpinannya dari tahun 1953 bersama dengan Anregurutta H.Daud Ismail dan kepemimpinan tunggalnya dari tahun 1961-1968, Anregurrutta H. Muhammad Yunus memperlihatkan prestasi yang cemerlang dengan perubahan-perubahan yang dilakukan pada masanya, di antaranya, perubahan dalam birokrasi dan model kurikulum di Pondok As’adiyah dan menyesuaikan dengan kurikulum pemerintah, namun muatan ilmu agamanya masih tetap dominan. Memanfaatkan radio sebagai media dakwah yang dapat dijangkau tidak terbatas audiensnya. Memperhatikan pendidikan bagi kaum perempuan dan membuka ruang di Pesantren As’adiyah menerima santriwati pada semua jenjang. Peningkatan dalam bidang ekonomi dan sosial dengan cara mendirikan koperasi, Balai Kehatan Ibu dan Anak (BKIA), Poliklinik Kesehatan, Badan Wakaf.
MENJAHIT BENANG MERAH NARASI SEJARAH ISLAM DOMPU Ni Putu Eka Juliawati; Abu Muslim; Luh Suwita Utami
Al-Qalam Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v26i2.885

Abstract

Penelitian ini adalah bagian dari penelitian sejarah yang bertujuan untuk melihat secara berkesinambungan bagaimana narasi sejarah Islam di Dompu Nusa Tenggara Barat. Tulisan ini diarahkan sebagai inventarisasi narasi sejarah Dompu menggunakan metode sejarah meliputi empat tahapan, yaitu: tahapan heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Selanjutnya melihat benang merah Narasi sejarah Islam Dompu, yang belakangan menjadi perbincangan eksistensialis kerajaan yang sering dikaitkan dengan kerajaan tetangganya Bima, dimana pemosisian Dana Mbojo juga turut serta dalam perdebatan itu. Kajian ini menunjukkan bahwa dalam aspek sejarah lokal Dompu, narasi itu dapat ditemukan dalam tinggalan arkeologi sebagai bukti adanya kepercayaan masyarakat pra Islam, tradisi lisan yang berkembang, dokumen Majapahit, Pengaruh Ternate-Tidore, Arsip Makassar berbasis Lontara bilang, serta persinggungan dengan orang melayu. Ke semua itu menunjukkan bahwa dalam narasi sejarah Islam Dompu dapat dilihat dari berbagai aspek yang dapat ditelusuri melalui eksplorasi terhadap tinggalan artefak, kontak dengan kerajaan sekitar, serta penyambungan informasi lokal berbasis lisan yang disampaikan turun temurun. Tulisan ini menyajikan potensi perbincangan itu sebagai hal yang tidak bisa diabaikan dalam usaha memahami lebih dalam apa sesungguhnya yang terjadi di Dompu masa lalu.
AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN BAGI NON-MUSLIM: STUDI EMPIRIK KEBIJAKAN DAN MODEL PEMBELAJARAN Hadi Pajarianto; Muhaemin Muhaemin
Al-Qalam Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v26i2.853

Abstract

Universitas Muhammadiyah Palopo memiliki kebijakan Catur Darma Perguruan Tinggi dengan menambahkan Al-Islam Kemuhammadiyahan sebagai darma keempat. Kebijakan ini kemudian dijabarkan dalam mata kuliah wajib universitas, yakni Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) yang wajib diikuti baik oleh mahasiswa muslim dan non-muslim. Kajian ini mengungkap dua hal; (1) kebijakan Al-Islam Kemuhammadiyahan bagi mahasiswa non-muslim; dan (2) model pembelajaran AIK bagi mahasiswa non-muslim; Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan observasi dan wawancara mendalam (in-depth interview), dan dokumentasi. Temuan penting penelitian adalah (1) mahasiswa non-muslim diwajibkan mengikuti mata kuliah AIK, dosen tetap memperhatikan proporsi dan materi yang disajikan dan lokalitasnya; dan (2) Model pembelajaran AIK melalui; pertama, rules of study, mengubah pendekatan doktrin menjadi dialogis. Kedua, pola Comparative Holly-Text dengan memberikan ruang kepada mahasiswa non-muslim untuk mengelaborasi suatu tema dengan pemahaman kitab sucinya. Ketiga, melalui tutor sebaya yang memberikan iklim positif bagi interaksi senior dan yunior. Implikasi dari penelitian ini adalah adanya ruang perjumpaan (melting plot) bagi mahasiswa yang berbeda agama untuk saling berinteraksi dan memahami satu sama lain.
DINAMIKA KEBANGSAAN MASYARAKAT PERBATASAN INDONESIA - PAPUA NUGINI DI MUARA TAMI JAYAPURA Muh. Irfan Syuhudi
Al-Qalam Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v26i2.872

Abstract

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan kondisi sosial masyarakat perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Muara Tami dan mendeskripsikan dinamika paham kebangsaan mereka. Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi literatur. Temuan penelitian ini adalah, sebagai berikut: Pertama, infrastruktur di Muara Tami mengalami kemajuan dibanding lima tahun lalu. Akses pelayanan publik telah tersedia, meski masih dalam keterbatasan. Kondisi perekonomian masyarakat perbatasan sejak program transmigrasi dibuka pada 1984, umumnya sejahtera. Infrastruktur juga cukup bagus dibanding lima tahun lalu. Secara ekonomi, masyarakat Indonesia di perbatasan lebih sejahtera dibanding orang Papua Nugini (PNG). Ini pula yang menyebabkan perasaan bangga menjadi bagian dari Negara Indonesia. Kedua, paham kebangsaan masyarakat perbatasan secara umum terlihat cukup bagus, apabila mengacu kepada pengetahuan terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan kebinekaan. Meski begitu, ingatan sosial sebagian Orang Asli Papua (OAP) terhadap Organisasi Papua Merdeka (OPM), masih bertumbuh di kalangan aktivis mahasiswa dan dosen OAP. Adanya kesenjangan ekonomi antara migran pendatang non Papua dengan OAP, sering memicu kecemburuan OAP, yang sewaktu-waktu dapat berdampak kepada ketegangan sosial. Karena itu, nasionalisme bagi OAP, juga adalah menyangkut peningkatan kesejahteraan ekonomi.
POTRET ORGANISASI TAREKAT DAN DINAMIKANYA DI SULAWESI BARAT Mukhlis Latif; Muh. Ilham Usman
Al-Qalam Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v26i2.861

Abstract

Tulisan ini menyajikan hasil penelitian tentang potret organisasi tarekat dan dinamikanya di Sulawesi Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan sejarah muncul dan perkembangan tarekat di Sulawesi Barat, dengan melacak perkembangan tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah sebagai lokus pengamatan. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, dan observasi, serta melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Majene. Teori tarekat dipilih sebagai pisau analisis untuk mengungkap makna sejarah dan asal mula tarekat berada di wilayah Sulawesi Barat. Penelitian dilakukan mulai dari Maret s/d Oktober 2019. Hasil kajian menemukan bahwa genealogi tarekat Qadiriyah di Sulawesi Barat diperkenalkan oleh Annangguru (Kyai) Haji Muhammad Saleh dari jalur Syekh Alwi bin al-Makky di Makkah al-Mukarramah, bukan berasal dari jalur Syekh Yusuf al-Makassary. Sedangkan tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah diperkenalkan oleh Syekh Abdurahman Qadir dari jalur Syekh Jalaluddin, Syekh Jalaluddin berbaiat ke Syekh Ali Ridha di Jabal Abu Qubaish. Penelitian ini juga melihat bahwa silsilah atau jalur tarekat menjadi hal yang urgen dalam mengukur tarekat yang berada di Sulawesi Barat adalah mu’tabarah dan ghairu mu’tabarah dalam dunia Islam.
THE BIOGRAPHY OF PUANG MASSER AND HIS PAPERS Idham Idham
Al-Qalam Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v26i2.891

Abstract

Since long time ago, Indonesia contributes to one of the largest Muslim scholar graduates in the world, these scholars are not only recognized in their countries, but are recognized throughout the world. They are Nuruddin Ar Raniri (Aceh), Sheikh Nawawi al Bantani (Banten), Khalil Bangkalan (Madura), Sheikh Muhammad Arsyad al Banjari (South Kalimantan), Sheikh Yusuf al Makassari (South Sulawesi), Sheikh Ahmad Khatib al Minangkabawi and Muhammad Jamil Jambek (West Sumatra), Sheikh Mahfudz Tremas (Java), following Hadhratus Sheikh KH. Hasyim Asy'ari (founder of  Nahdatul  Ulama),  KH. Ahmad  Dahlan (founder of  Muhammadiyah),  Prof.  Dr.  Hasbi  ash- Shidiqqey (initiator of Indonesian jurisprudence), Prof. Buya Hamka, and so on. The number of scholars in Indonesia will never be exhausted to be studied, because scholars always grow and develop in the community. Some of the scholars have written their biographies, but many of them have not yet been written. The absence of written sources (reading) about the scholar makes the public not familiar with it. So the purpose of writing this short biography is to find out a short biography of one of the scholars, namely Dr. Muhammad Nawawi Yahya Abudrrazak Al Majene, from Mandar, West Sulawesi. Nawawi Yahya is known by the local people by the name of Puang Masser, because most of his life was spent in Egypt in the context of studying. From the undergraduate program until the doctoral program was completed in Egypt. Nawawi Yahya or Puang Masser managed to write a dissertation entitled "Az Zakah wa an Nadzum al Ijtima'iyah al Mu'ashirah", Zakat  and  the  Order of the  Contemporary Society. What's interesting  about the dissertation is its thickness reaches 3,593 pages, which is divided into six chapters. The work has now been published by the Research Center for Literature and the Religious Khazanah of the Indonesian Ministry of Religion's Research and Development Agency. This study used interviews, observations, and documentation in collecting data as well as qualitative research in general. 
MEMBANGUN SEMANGAT KEBANGSAAN MELALUI AGAMA PADA MASYARAKAT PERBATASAN DI SEBATIK TENGAH Sabara Sabara
Al-Qalam Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v26i2.859

Abstract

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan peran sumber daya keagamaan dalam membangun semangat kebangsaan pada warga negara Indonesia yang bermukim pada wilayah perbatasan negara. Tujuan tersebut dijabarkan dalam dua poin permasalahan; bagaimana dinamika kebangsaan pada masyarakat perbatasan dan bagaimana peran sumber daya keagamaan di wilayah tersebut dalam menguatkan paham kebangsaan masyarakat. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif melalui pengamatan, wawancara dan studi dokumen, dengan analisis data deskriptif-analitis dan kritis. Penelitian dilakukan pada wilayah perbatasan darat negara Indonesia-Malaysia di Provinsi Kalimantan Utara, tepatnya di Kabupaten Nunukan, Kecamatan Sebatik Tengah. Tapal batas di wilayah tersebut hanya dipisahkan oleh patok-patok perbatasan yang memungkinkan masyarakat kedua negara untuk saling melintasi batas-batas negara. Demografis masyarakat Sebatik Tengah didominasi oleh etnik Bugis yang kebanyakan eks Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Tawau. Nasionalisme masyarakat dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan, namun masih menyisakan beberapa problem, yaitu; adanya masyarakat yang memiliki identitas kewarganegaraan ganda, penggunaan mata uang ringgit, ketergantungan pada produk Malaysia serta minimnya perhatian pemerintah. Penguatan semangat kebangsaan melalui sumber daya keagamaan di Sebatik Tengah dilakukan oleh dua lembaga. Yaitu Yayasan Ar-Rasyid yang melakukan penguatan kebangsaan melalui jalur pendidikan dengan mendirikan Sekolah Tapal Batas yang mendidik anak-anak TKI yang berada di perbatasan. Sumber daya keagamaan lainnya adalah organisasi kepemudaan lintas agama, OM JOKO (Orang Muda BerJoko) yaitu gabungan organisasi remaja mesjid dan pemuda gereja. Organisasi ini mendorong semangat kebangsaan melalui gerakan kerja sama pemuda lintas iman di salah satu dusun di Sebatik Tengah. Berdasarkan temuan penelitian ini, pemerintah pusat perlu memberdayakan sumber daya keagamaan guna membangun semangat kebangsaan masyarakat di perbatasan. 
DINAMIKA KALENDER HIJRIAH DALAM QANUN SYARIAT ISLAM PROVINSI ACEH Ismail, Ismail; Bastiar, Bastiar
Al-Qalam Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v26i2.832

Abstract

Kalender Hijriah sudah lama dipakai oleh masyarakat Aceh untuk keperluan ibadah dan interaksi sosial. Pemberlakuan kalender Masehi dalam administrasi negara pasca kemerdekaan Indonesia menyebabkan Aceh memiliki dua kalender, kalender Masehi untuk keperluan pencatatan administrasi dan kalender Hijriah dalam tatanan sosial dengan berbagai keperluan. Kehadiran kalender Hijriah dalam Qanun syariat Islam Provinsi Aceh sejatinya menjadikan kalender Masehi dan Hijriah memiliki posisi yang sama dalam administrasi negara dan tatanan sosial masyarakat Aceh. Kalender Hijriah dalam Qanun syariat Islam Provinsi Aceh belum memiliki formulasi yang utuh yang mampu menjawab kebutuhan administrasi dan keperluan ibadah. Kriteria yang digunakan masih mengikuti kriteria kalender Hijriah yang dipakai oleh Kementerian Agama Republik Indonesia yang sampai saat ini masih diperbincangkan. Pemberlakuan kalender Hijriah di Aceh sebagai syiar Islam belum maksimal, masih banyak peristiwa besar di Aceh yang seharusnya diperingati dengan panduan kalender Hijriah sebagai syiar Islam, namun masih diperingati dengan pedoman kalender Masehi, seperti peringatan peristiwa Tsunami yang terjadi 26 Desember 2004 dan peristiwa perdamaian Aceh yang terjadi 15 Agustus 2005.
SIKAP DAN PERILAKU BERAGAMA ALUMNI PONDOK PESANTREN MADRASAH WATHONIYAH ISLAMIYAH (PPMWI) KEBARONGAN BANYUMAS Supriyanto Supriyanto; Hendri Purbo Waseso
Al-Qalam Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v26i2.878

Abstract

Penangkapan salah satu alumni Pondok Pesantren Madrasah Wathoniyah Islamiyah (PPMWI) Kebarongan oleh Densus 88 menjadi fakta yang memunculkan dugaan bahwa Pondok Pesantren Madrasah Wathoniyah Islamiyah (PPMWI) Kebarongan adalah radikal. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap sikap keberagamaan alumni Pondok Pesantren Madrasah Wathoniyah Islamiyah (PPMWI) Kebarongan. Data lapangan dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara dan observasi kemudian dianalisis secara mix-method analysis yaitu dilakukan deskripsi kuantitatif kemudian dieksplorasi dengan analisis kualitatif. Temuannya adalah sikap keberagamaan alumni Pondok Pesantren Madrasah Wathoniyah Islamiyah (PPMWI) Kebarongan terdiri dari tiga klasifikasi yaitu moderat, fundamentalis dan liberal. Mayoritas alumni Pondok Pesantren Madrasah Wathoniyah Islamiyah (PPMWI) Kebarongan mengakui ideologi Pancasila dan memiliki sikap akomodatif terhadap budaya lokal sehingga moderat. Adapun minoritas alumni Pondok Pesantren Madrasah Wathoniyah Islamiyah (PPMWI) Kebarongan ditemukan memiliki sikap fundamentalis dan liberal. Kesimpulannya adalah sikap moderat merupakan sikap mayoritas alumni Pondok Pesantren Madrasah Wathoniyah Islamiyah (PPMWI) Kebarongan sehingga mematahkan dugaan Pondok Pesantren Madrasah Wathoniyah Islamiyah (PPMWI) Kebarongan adalah radikal
TULANG PUNGGUNG DIPUNGGUNGI: PECAH KONGSI NU-MASYUMI JELANG PEMILU 1955 Idwar Anwar
Al-Qalam Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v26i2.888

Abstract

PPecah kongsi NU dan Masyumi jelang Pemilu 1955 memberi dampak besar bagi Masyumi, khususnya dalam memperebutkan suara umat Islam. Masyumi yang sebelumnya menjadi satu-satunya partai Islam kemudian terpecah dengan keluarnya beberapa organisasi dan partai yang pernah dibubarkan Jepang dan menjelma menjadi partai politik. Kondisi ini diperparah lagi dalam tubuh Masyumi juga terjadi dualisme keanggotaan, sehingga dalam pandangan NU, Masyumi harus menghapus adanya dualisme keanggotaan yang terdiri dari anggota-anggota person dan anggota-anggota (yang berasal dari) organisasi (seperti NU, dll). Oleh karena itu, NU mengusulkan dua konsep untuk membenahi carut-marut keanggotaan Masyumi. Namun usulan tersebut dipandang remeh dan terkesan dinafikan oleh pimpinan pusat Masyumi. Kondisi inilah salah satunya yang memicu munculnya keinginan untuk berpisah dari Masyumi. Ibarat satu tubuh banyak jiwa. NU yang semula menjadi tulang punggung Masyumi kemudian dipunggungi. Berbagai konsepsi yang diusulkan NU mentah dan tak digubris mayoritas petinggi Masyumi. Tulisan ini akan menguraikan alasan dan bagaimana proses NU keluar dari Masyumi dan seperti apa capaian NU dan Masyumi dalam pemilu 1955. Meski sama-sama partai Islam (Dasar Ketuhanan), namun tidak sedikit momen NU dan Masyumi juga saling serang menjelang Pemilu 1955. Berdasarkan metode penelitian sejarah (heuristik, kritik atau verifikasi, interpretasi dan historiografi), konflik NU dan Masyumi, dengan spesifik diuraikan dalam tulisan ini, berdasarkan sumber-sumber primer yang ditemukan antara lain, Teks Putusan Muktamar NU ke -19 di Palembang dan Laporan Perundingan Nahdlatul Ulama dan Masyumi. Tulisan ini tetap berpijak pada corak dasar sejarah yang sifatnya memanjang dalam waktu (diakronis), namun juga memberikan nuansa lain, sehingga tulisan ini dapat mengembang dalam ruang (sinkronis).

Page 1 of 2 | Total Record : 16